Dunia tulisan memang indah, selalu bisa menghadirkan gambaran indah dalam imajinasi setiap orang.
nah...kalau yang ini, jangan di imajinasikan, tapi coba lah berempati. menjadi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, benarkah kita sudah bersikap adil pada diri kita sendiri?
jadi cerita ini aku dapet udah lama banget, semester-semester awal perkuliahan.
mbak mbak asdos yang cantik mengurai sebuah kisah perumpamaan di kelas..
one day..
ada 1 orang laki-laki yang mempunyai 4 istri.
laki-laki itu cinta setengah mati pada istri pertama-nya,
istri yang sering diperhatikan, dirawat, pokoknya jangan sampe lecet deh..
gimana dengan istri kedua?
ya jelas cinta lah .. istri yang selalu di bangga-banggakan waktu ketemu partner-partner-nya, istri yang slalu dikenalin ke setiap orang..
nahloh, istri ketiga?
juga sayang dong..
siapa yang nggak sayang sama istri yang selalu ngasih solusi disaat ada masalah..
yang selalu ada untuk nemenin, jadi temen curhat, intinya ..
I'll be there for u deh, kata istri ketiga.
trus, istri ke-empat?
kadang emang suka dicuekin..
tapi istri ke-empat setiiia banget, bayangin aja kesetiaan istri keempat ini bakal nurut mau kemana aja, ngapain aja, dimana aj, pasti ikuut dan terlibat.
suatu hari,
sebagaimana seorang makhluk Tuhan, pasti akan kembali pada-Nya.
si suami mau menghadap sang Pencipta,
tidur tergeletak di kasur dan berpikir.
lalu, dipanggillah satu-persatu istrinya.
istri pertama.
suami : hai istriku, aku akan segera meninggal dunia, maukah kau ikut denganku..?
Istri1: maaf suamiku..aku tidak bisa ikut denganmu.
istri kedua.
suami: hai istriku, aku akan segera meninggal dunia, maukah kau ikut denganku..?
istri2: maaf suamiku .. aku ingin tetap tinggal di dunia ini.
istri ketiga.
suami : hai istriku, aku akan segera meninggal dunia, maukah kau ikut denganku..?
istri3: baiklah.. tapi aku hanya ikut sampai pemakaman wahai suamiku.
istri ke-empat.
suami : hai istriku, aku akan segera meninggal dunia, maukah kau ikut denganku..?
istri4: tentu suamiku..aku akan ikut denganmu.
nah..
itu hanyalah perumpamaan seorang manusia.
perumpamaan bahwa setiap insan memiliki empat pasangan yang melekat pada diri masing-masing.
istri pertama.
yang slalu kita jaga, perhatikan, adalah penampilan kita.
dan pada akhirnya, penampilan tidak akan bisa menemani kita selamanya.
istri kedua.
yang kita kenalkan dan bangga-banggakan ke semua orang adalah status sosial kita.
yang juga cuma bisa menemani kita di dunia.
istri ketiga.
yang selalu ada buat kita.
temen, sahabat, keluarga..pun..cuma sampai di liang kubur.
istri ke-empat.
yang sering terabaikan, namun setia sampai kapanpun.
adalah jiwa kita..
jadi, sudahkah kita mencintai dan menyayangi jiwa kita?
nah...kalau yang ini, jangan di imajinasikan, tapi coba lah berempati. menjadi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, benarkah kita sudah bersikap adil pada diri kita sendiri?
jadi cerita ini aku dapet udah lama banget, semester-semester awal perkuliahan.
mbak mbak asdos yang cantik mengurai sebuah kisah perumpamaan di kelas..
one day..
ada 1 orang laki-laki yang mempunyai 4 istri.
laki-laki itu cinta setengah mati pada istri pertama-nya,
istri yang sering diperhatikan, dirawat, pokoknya jangan sampe lecet deh..
gimana dengan istri kedua?
ya jelas cinta lah .. istri yang selalu di bangga-banggakan waktu ketemu partner-partner-nya, istri yang slalu dikenalin ke setiap orang..
nahloh, istri ketiga?
juga sayang dong..
siapa yang nggak sayang sama istri yang selalu ngasih solusi disaat ada masalah..
yang selalu ada untuk nemenin, jadi temen curhat, intinya ..
I'll be there for u deh, kata istri ketiga.
trus, istri ke-empat?
kadang emang suka dicuekin..
tapi istri ke-empat setiiia banget, bayangin aja kesetiaan istri keempat ini bakal nurut mau kemana aja, ngapain aja, dimana aj, pasti ikuut dan terlibat.
suatu hari,
sebagaimana seorang makhluk Tuhan, pasti akan kembali pada-Nya.
si suami mau menghadap sang Pencipta,
tidur tergeletak di kasur dan berpikir.
lalu, dipanggillah satu-persatu istrinya.
istri pertama.
suami : hai istriku, aku akan segera meninggal dunia, maukah kau ikut denganku..?
Istri1: maaf suamiku..aku tidak bisa ikut denganmu.
istri kedua.
suami: hai istriku, aku akan segera meninggal dunia, maukah kau ikut denganku..?
istri2: maaf suamiku .. aku ingin tetap tinggal di dunia ini.
istri ketiga.
suami : hai istriku, aku akan segera meninggal dunia, maukah kau ikut denganku..?
istri3: baiklah.. tapi aku hanya ikut sampai pemakaman wahai suamiku.
istri ke-empat.
suami : hai istriku, aku akan segera meninggal dunia, maukah kau ikut denganku..?
istri4: tentu suamiku..aku akan ikut denganmu.
nah..
itu hanyalah perumpamaan seorang manusia.
perumpamaan bahwa setiap insan memiliki empat pasangan yang melekat pada diri masing-masing.
istri pertama.
yang slalu kita jaga, perhatikan, adalah penampilan kita.
dan pada akhirnya, penampilan tidak akan bisa menemani kita selamanya.
istri kedua.
yang kita kenalkan dan bangga-banggakan ke semua orang adalah status sosial kita.
yang juga cuma bisa menemani kita di dunia.
istri ketiga.
yang selalu ada buat kita.
temen, sahabat, keluarga..pun..cuma sampai di liang kubur.
istri ke-empat.
yang sering terabaikan, namun setia sampai kapanpun.
adalah jiwa kita..
jadi, sudahkah kita mencintai dan menyayangi jiwa kita?