Sunday, October 18, 2009

Teori Penetrasi Sosial

Teori ini dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor untuk menjelaskan bagaimana mengembangkan kedekatan suatu hubungan.
 Struktur personal : lapisan bawang
Lapisan bawang digunakan sebagai ilustrasi personality seseorang. Lapisannya terbagi menjadi :
1. Lapisan permukaan (biographical data) – memperlihatkan penampilan luar seseorang yang bisa dilihat semua orang.
2. Lapisan di bawah permukaan-menggambarkan sikap/perilaku yang lebih pribadi pada diri seseorang yang hanya bisa diketahui beberapa orang. Contoh : pribadi yang humoris
3. Lapisan inti – menggambarkan keunikan seseorang yang paling pribadi (hanya orang-orang yang dipilih yang bisa mengetahui “siapa dia sebenarnya” atau bahkan hanya orang tersebut yang tahu). Contoh : perasaan di hatinya yang terdalam atau konflik batin dalam diri.
 Penetrasi mempunyai dua dimensi, yaitu:
1. Keluasan (breadth) yang merujuk pada berbagai topic yang didiskusikan dalam suatu hubungan. Adapula waktu keluasan (breadth time) yang berarti berhubungan dengan jumlah waktu yang dihabiskan oleh pasangan dalam berkomunikasi satu sama lainnya mengenai berbagai macam topic tersebut.
2. Kedalaman (depth) yang merujuk pada tingkat keintiman yang mengarahkan diskusi mengenai suatu topik
 Tahapan proses penetrasi sosial
1. Orientasi – suatu tahapan dimana kita membuka sedikit informasi tentang diri kita kepada orang lain. Seseorang akan bertindak dengan hati-hati dan menggunakan cara yang dianggap baik secara sosial.
2. Pertukaran penjajakan afektif – suatu tahapan ketika munculnya kepribadian seseorang. Dimana terjadi sedikit spontanitas komunikasi karena adanya rasa nyaman antara satu dengan lainnya.
3. Pertukaran afektif – suatu tahapan penetrasi sosial yang lebih spontan dalam keadaan yang cukup nyaman. Dimana seseorang mulai menggunakan idiom personal yaitu ekspresi pribadi yang intim dalam sebuah hubungan.
4. Pertukaran stabil – suatu tahapan penetrasi social yang menghasilkan keterbukaan yang total dan spontanitas bagi pasangan. Dalam tahap ini, suatu hubungan memiliki keunikan diadik, yaitu kualitas hubungan yang nyata dan berbeda dari yang lainnya.
 Empat garis besar oleh Altman dan Taylor dalam sosial penetrasi :
1. Relatively impersonal level - Mulai saling meminjam barang dan bertukar informasi tentang diri
2. Saling membuka diri – saling menceritakan tentang diri sendirilebih personal
3. Penetrasi sangat cepat diawal kemudian melambat seiring kuatnya suatu lapisan pembungkus tersebut – pendekatan diri kadang diwarnai dengan ketidakcocokan dua pribadi, tetapi ketika telah dicapai saling pengertian, maka suatu hubungan akan lebih berarti, lebih penting, dan dapat bertahan lama.
4. Depenetrasi merupakan proses penarikan lapisan demi lapisan secara bertahap – kedekatan suatu hubungan bisa berakhir ketika seseorang mulai menutup diri.
Mengatur Kedekatan berdasar pada keuntungan dan kerugian(biaya)
Menurut analisis untung dan rugi, setiap orang akan mempertimbangkan kemungkinan untung dan rugi ketika akan memutuskan menjalin suatu hubungan dengan seseorang.
Hasil : keuntungan dikurangi kerugian(biaya)
Thibaut dan Kelley menyarankan seseorang untuk memprediksi hasil yang di dapat dari sebuah interaksi. Prinsip minimax mengklaim bahwa seseorang cenderung memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Teoritikus pertukaran sosial berasumsi bahwa kita dapat mengukur secara akurat hasil dari berbagai interaksi dan bahwa kita dapat melakukan suatu tindakan yang akan memberikan hasil terbaik.
Level Perbandingan : mengukur kepuasan dalam berhubungan
teori pertukaran sosial menawarkan dua standar perbandingan, yaitu:
1. Comparison level(mengukur kepuasan dalam berhubungan) – seberapa senang atau sedihnya seseorang dalam menjalin suatu hubungan. Menjelaskan :
a. Level perbandingan seseorang adalah suatu permulaan yang hasilnya terlihat menarik. Contoh : saya biasanya telpon teman selama 15 menit, jika saya telpon 30 menit, perbicangan akan lebih seru karena banyak yang dibicarakan. Jika hanya 10 menit, teman saya akan kecewa. Selain itu, nada suara penasaran, ketertarikan, ataupun lainnya akan menambah kepuasan saya dalan berinteraksi.
b. Level perbandingan untuk sahabat, saudara, ataupun keluarga tergantung pengalaman pribadi sebelumnya.
c. Serangkaian pengalaman berperan besar dalam mengevaluasi sebuah hubungan. Hasil dari suatu hubungan yang terjalin akan terkumpul dalam memori seseorang. Pengalaman menjalin suatu hubungan akan berpengaruh besar pada jalinan hubungan yang sedang dijalani, karena pengalaman menempati porsi besar dalam memori sejarah menjalin hubungan.
2. Comparison level of alternatif (mengukur stabilitas suatu hubungan) – menjelaskan bagaimana seseorang akan mempertahankan (atau menjaga kestabilan) hubungannya sekarang (meskipun kadang jalinan hubungan tersebut tidak memuaskan), karena tidak ada pilihan lain yang lebih baik.
 Penarikan diri dari penetrasi sosial
Teori Altman dan Taylor menggambarkan bahwa rusaknya suatu hubungan sebagai kebalikan dari proses penetrasi, dimana kedua belah pihak secara metode menutup lapisan-lapisan dalam hidup mereka dan secara lambat memisahkan diri. Ditemukan bahwa ketika seseorang telah banyak membuka diri pada seseorang dan kemudian mereka mengalami kerusakan hubungan, maka mereka akan merasakan kesedihan yang mendalam.

Uncertainty reduction Theory

Teori pengurangan ketidak pastian menurut Berger fokus pada bagaimana komunikasi manusia digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan menemukan pemahaman.
Kondisi utama yang membuat seseorang ingin mengurangi ketidakpastian :
1. Antisipasi untuk interaksi yang akan terjadi lagi di waktu yang akan datang : seseorang merasa yakin bahwa akan bertemu dengan “orang baru itu” lagi
2. Faktor pendorong : mereka mempunyai sesuatu yang kita inginkan
3. Deviance (penyimpangan) : mereka berperilaku aneh (tidak biasa)
Pengurangan ketidakpastian : memprediksi dan menjelaskan
Dua jenis ketidakpastian :
1. Behavioural question – pertanyaan yang muncul mengenai perilaku yang harus atau tidak dilakukan, mengapa kita harus melakukan hal tersebut, dll. Biasanya seseorang akan melakukan suatu hal yang spesial di pertemuan pertama untuk memberikan kesan yang baik.
2. Cognitive question – hal ini bertujuan untuk menemukan keunikan tiap individu. Keingintahuan kita tentang sifat dan karakter orang yang baru kita temui. Semakin banyak informasi yang kita peroleh,maka kita bisa mengurangi berbagai kemunginan yang telah kita pikirkan sebelumnya.
Aksioma teori
Aksioma secara tadisional adalah suatu penjelasan kebenaran oleh seseorang yang tidak memperoleh bukti tambahan.
Berikut 8 kebenaran mengenai ketidakpastian awal oleh Berger:
1. Verbal communication (komunikasi verbal)
Semakin banyak interaksi yang dilakukan, maka ketidakpastian akan berkurang.
2. Nonverbal warmth
Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian akan menurun.
3. Information seeking (pencarian informasi)
Tingkat ketidakpastian yang tinggi dapat meningkatkan perilaku pencarian informasi.
4. Self-disclosure (pembukaan diri)
Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam suatu hubungan akan menimbulkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi.
5. Resiprosity (kesalingan)
Tingkat ketidakpastian yang tinggi akan menimbulkan tinkat resiprositas yang tinggi pula.
6. Similarity
Kemiripan/kesamaan di antara orang akan mengurangi ketidakpastian
7. Liking
Penurunan tingkat ketidakpastian akan meningkatkan dalam hal kesukaan.
8. Shared networks
Berbagi jaringan komunikasi akan menurangi tingkat ketidakpastian
(ex: punya sahabat untuk curhat mengenai cinta, maka akan mengurangi ketidakpastian mengenai cinta)
 Empat strategi mengurangi ketidakpastian :
1. Seeking information
Mencari informasi mengenai orang yang baru dikenal, ada tiga macam strategi :
1) strategi pasif yaitu ketika seseorang menjadi pengamat tanpa mengganggu orang lain dari jarak jauh.
2) Strategi aktif yaitu ketika seseorang mencari informasi melalui pihak ketiga.
3) Strategi interaktif yaitu ketika seseorang berbicara secara langsung dengan orang tersebut.
2. Choosing plan complexity
Yaitu merencanakan suatu pesan yang akan disampaikan untuk memperoleh feedback yang baik dan tercapainya suatu tujuan tertentu.Kompleksitas perencanaan suatu pesan diukur dengan dua cara, yaitu menurut tingkat kedetailan rencana dan banyaknya kemungkinan rencana yang dipersiapkan pada suatu kasus yang kadang tidak berjalan sesuai rencana.
3. Hedging
Suatu strategi untuk menjaga diri agar seseorang tetap dalam keadaan “aman” dengan cara “saving face”, kadang kala seseorang akan menggunakan kata-kata yang ambigu untuk mengetahui respon orang lain dan sebagai upaya “saving face” itu sendiri.
4. The hierarchy hypothesis
Suatu strategi yang dilakukan dengan cara pengujian untuk meyakinkan suatu informasi yang didapat.

Tuesday, July 28, 2009

berita

Menurut Romli (2006)
Berita merupakan laporan peristiwa yang memiliki nilai berita (news value) – actual, factual, penting, dan menarik.
Dengan kata lain ->
berita adalah informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakatkonsumen berdasarkan fakta, berupa kejadian dan atau ide(pendapat), disusun sedemikian rupa dan disebarkan media massa dalam waktu secepatnya.

Syarat berita :
-Fakta
-Kalaupun ide/pendapat, bukan dari wartawan, tapi dari orang lain. Wartawan tidak boleh memasukkan opininya dalam tulisan berita.
-Ditulis dengan cara yang ditentukan
-Disebar melalui media massa secepatnya.

Unsur-unsur berita menurut Assegaff (1983)
a.Termassa (actual/baru/hangat)
b.Ternama (penting/tidaknya) orang yang diberitakan
c.Jarak (jauh/dekat) lingkungan yang terkena berita
d.Keluarbiasaan
e.Akibat yang mngkin ditimbulkan berita
f.Ketegangan yang ditimbulkan
g.Pertentangan/konflik
h.Seks
i.Kemajuan
j.Emosi yang diungkap dalam berita
k.Humor dalam berita
l.Human interest

Unsure-unsur nilai berita menurut Santana (2005)

a.Immediacy (kesegaran/baru/timeline)
b.Proximity(keterdekatan/jarak)
c.Consequence (konsekuensi)
d.Conflict (pertentangan)
e.Oddity (keanehan/keluarbiasaan)
f.Sex
g.Emotion
h.Prominence (terkemuka/ternama)
i.Suspense (ketegangan)
j.Progress (kemajuan)

nb : sumber dari bukunya p.Mondry

7 TRADISI DALAM TEORI ILMU KOMUNIKASI

Robert Craig mencoba menyebut adanya tujuh tradisi dalam kajian komunikasi
yaitu semiotik, fenomenologi cybernetik, psikologi sosial, , sosial budaya, kritis,dan retorika

1. Tradisi Semiotik
Dalam Littlejohn disebut secara lebih rinci landasan teoritis dari kalangan ahli linguistik seperti Ferdinand de Saussure, Charles S. Pearce, Noam Chomsky, Benjamin Whorlf, Roland Barthes, dan lainnya. Mencoba membahas tentang hakekat simbol. Jadi terdapat banyak teori komunikasi yang berangkat dari pembahasan seputar simbol. Keberadaan simbol menjadi penting dalam menjelaskan fenomena komunikasi.Simbol merupakan produk budaya suatu masyarakat untuk mengungkapkan ide-ide, makna, dan nilai-nilai yang ada pada diri mereka. Mengkaji aspek ini merupakan aspek yang penting dalam memahami komunikasi.Teori-teori komunikasi yang berangkat dari tradisi semiotik menjadi bagian yang penting untuk menjadi perhatian. Analisis-analisis tentang iklan, novel, sinetron, film, lirik lagu, video klip, fotografi, dan semacamnya menjadi penting.
Tradisi Semiotika itu sendiri terbagi atas tiga Varian yaitu Semantic (bahasa) merujuk pada bagaimana hubungan antara tanda dengan objeknya atau tentang keberadaan dari tanda itu sendiri. sintagmatic atau kajian tentang hubungan antar tanda . tanda hampir tidak dapat berdiri sendiri. Dan yang terakhir paradigmatic yang melihat bagaiman sebuah tanda membedakan antara satu manusia dengan yang lain atau sebuah tanda bisa saja dimaknai berbeda oleh masing masing orang sesuai dengan latar belakang budayanya.

2. Tradisi Fenomenologi
Inti tradisi fenomenologi adalah mengamati kehidupan dalam keseharian dalam suasana yang alamiah. Tradisi fenomenologi dapat menjelaskan tentang khalayak dalam berinteraksi dengan media. Demikian pula bagaimana proses yang berlangsung dalam diri khalayak. Beberapa figur penting disini adalah James Lull, Ien Ang, dan sebagainya. Kajian tentang proses resepti (reception studies) yang berlangsung dalam diri
khalayak menjadi penting. Maka proses resepsi sangat ditentukan oleh factor nilai-nilai yang hidup dalam diri khalayak tersebut. Pendekatan etnografi komunikasi menjadi penting diterapkan dalam tradisi ini.
Adapun Varian dari tradisi Fenomonologi ini adalah Fenomonelogi Klasik dipelopori oleh Edmund Husserl penemu Fenomenologi Modern Husserl percaya kebenaran hanya bisa didapatkan melalui pengarahan pengalaman, tapi kita harus bagaimana pengalaman kita bekerja. Dengan kata lain kesadaran akan pengalaman dari setiap individu. kemudian Fenomenologi Persepsi berlawanan dengan Husser yang membatasi fenomenologi pada objektivitas dan yang terakhir adalah Fenomenologi Hermeneutik aliran ini selalu dihubungkan dengan Martin Heidegger dengan landasan filosofis yang juga biasa disebut dengan Hermeneutic of dasein yang berarti suatu “interpretasi untuk menjadi”.

3. Tradisi Cybernetik
Tradisi ini berkaitan dengan proses pembuatan keputusan. Tradisi cybernetik
berangkat dari teori sistim yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim. Hal lain yang penting adalah sistim dipahami sebagai suatu sistim yang bersifat terbuka sehingga perkembangan dan dinamika yang terjadi dilingkungan akan diproses didalam internal sistim. proses resepsi terhadap pesan yang berlangsung dalam diri khalayak. Beberapa figur penting disini adalah Wiener, Shannon-Weaver, Charles Berger, Guddykunts, Karl Deutch, dan sebagainya.
Adapun varian dari Tradisi Cybernetic ini adalah : Basic System Theory, ini adalah fromat dasar , pendekatan ini melukiskan seperti sebuah struktur yang nyata dan bisa di analisa dan diamati dari luar. Yang kedua adalah General System Theory System ini menggunakan prinsip untuk melihat bagaiaman sesuatu pada banyak bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain. Dan yang ketiga adalah Second Order Cybernetic dikembangkan sebagai sebuah alternative dari dua tradisi Cybernetic sebelumnya. Second order Cybernetic membuat pengamat tak dapat melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar dengan sendirinya.

4. Psikologi Sosial
Berangkat dari Ilmu Psikologi terutama aliran behavioral. perhatian pada perubahan sikap (attitude). Hubungan media dan khalayak tentunya akan
menyebabkan terjadinya perubahan sikap. Media menjadi stimulus dari luar diri khalayak yang akan menyebabkan terjadinya perubahan sikap.
Kasus lain seperti komunikasi persuasi. Pengaruh komunikator terhadap perubahan sikap khalayak.
Teori-teori yang berangkat dari psikologi sosial ini juga dapat menjelaskan
tentang proses-proses yang berlangsung dalam diri manusia dalam proses komunikasi yakni ketika proses membuat pesan dan proses memahami pesan. Manusia dalam proses menghasilkan pesan melibatkan proses yang berlangsung secara internal dalam diri manusia seperti proses berfikir, pembuatan keputusan, sampai dengan proses menggunakan simbol. Demikian pula dalam proses memahami pesan yang diterima, manusia juga menggunakan proses psikologis seperti berfikir, memahami, menggunakan
ingatan jangka pendek dan panjang hingga membuat suatu pemaknaan. Pendekatan psikologi sosial memberi perhatian terhadap aspek diri manusia.
Proses komunikasi manusia merupakan proses yang berlangsung dalam diri manusia. Beberapa konsep penting disini dapat disebutkan seperti judgement, prejudice, anxienty, dan sebagainya.
Adapun Varian dari Tradisi ini adalah : Behavioral Tipikal dari teori ini adalah kepada hubungan apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan. Kemudian Koginitif cabang ini cukp banyak digunakan saat ini berpusat pada
pola pemikiran cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan dan memproses informasi dengan cara yang arah tingkah laku yang keluar . kemudian biological cabang ini berupaya mempelajari manusia dari sisi biologikalnya

5. Tradisi Sosial Budaya
Tradisi sosial budaya berangkat dari kajian antropologi. Bahwa komunikasi
berlangsung dalam kontek budaya tertentu karenanya komunikasi dipengaruhi dan kebudayaan suatu masyarakat. Konsep kebudayaan yang dirumuskan Clifford Geertz tentu saja menjadi penting. Media massa, atau individu ketika melakukan aktivitas komunikasi ikut ditentukan faktor-faktor situasional tertentu. Beberapa figur penting disini adalah James Lull, Geertz, Erving Goffman, George H. Mead, dan sebagainya.
Adapun varian dari Tradisi ini adalah : Interaksi symbolic merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam ilmu sosiologi oleh George Herbert Mead dan ZHerbert Blumer yang menekankan pentingnya pengamatan dalam studi komunikasi sebagai cara untuk dari menyelidiki hubungan sosial. Konstruksi Sosial pada cabang ini menginvestigasi bagaimana
pengetahuan manusia dikosntruksi melalui interaksi sosial. Dan yang terakhir Sosial Linguistik Ludwig Wittgenstein seorang filosof Jerman bahwa arti dari bahasa tergantung pada penggunaannya.

6. Tradisi Kritis
Tradisi ini berangkat dari asumi teori-teori kritis yang memperhatikan terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis. Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi kepentingan kelompok masyarakat yang lemah. Tradisi ini dapat menjelaskan baik lingkup komunikasi antar personal maupun komunikasi bermedia. Tradisi ini tampak kental dengan pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi diharapkan berperan dalam proses transformasi masyarakat yang lemah.
Beberapa figur penting dapat disebut seperti Noam Chomsky, Herbert Schiller, Ben Bagdikian, C. Wright Mills, dan sebagainya yang pemikiran
mereka menyoroti tentang media sementara Stanley Deetz diantaranya pada komunikasi
adapun Varian dari Tradisi ini adalah : marxisme merupakan peletak dasar dari tradisi kritis ini . Marx mengajarkan bahwa ekonomi merupakan dasar dari segala struktur sosial. Kemudian Kritik Politik ekonomi pandangan ini merupakan revisi terhadap Marxisme yang dinilai terlalu menyederhanakan realitas kedalam dua kubu yaitu kalangan penguasa dan kalangan tertindas berdasarkan kepentingan ekonomi. aliran Frankfurt Aliran ini memperkenalkan bahwa aliran kritis . dalam rangka mempromosikan suatu filosofi sosial teori kritis mampu menawarkan suatu interkoneksi dan pengujian yang menyeluruh perubahan bentuk dari masyarakat, kultur ekonomi, dan kesadaran. Posmodernisme Ditandai dengan sifat relativitas, tidak ada standarisasi nilai, menolak pengetahuan yang sudah jadi dan dianggap sebagai sesuatu yang sakral . Cultural studies memusatkan pada perubahan sosial dari tempat yang menguntungkan dari kultur itu sendiri. Post strukturalis yakni pandangan yang memandang realitas merupakan
sesuatu yang komplek dan selalu dalam proses sedang menjadi. Post Colonial mengacu pada semua kultur yang dipengaruhi oleh proses
imperial dari masa penjajahan sampai saat ini.

7. Tradisi Retorika
Tradisi retorika memberi perhatian pada aspek proses pembuatan pesan atau simbol. Prinsip utama disini adalah bagaimana menggunakan simbol yang tepat dalam menyampaikan maksud. yang berkaitan dengan proses pembuatan pesan (message production) Tradisi retorika dapat menjelaskan baik dalam kontek komunikasi antar personal maupun komunikasi massa. Sepanjang memberi perhatian terhadap bagaimana prosesproses merancang isi pesan yang memadai sehingga proses komunikasi dapat berlangsung secara efektif. Faktor-faktor nilai, ideologi, budaya, dan sebagainya yang hidup dalam suatu organisasi media atau dalam diri individu merupakan faktor yang menentukan dalam proses pembuatan pesan. Bahwa pesan dihasilkan melalui proses yang melibatkan nilai nilai, kepentingan, pandangan hidup tertentu dari manusia yang menghasilkan pesan.
Adapun varian dari tradisi ini dapat dibagi menajdi beberapa era yaitu Era Klasik, Abad Pertengahan, Renaissance, Pencerahan , kontemporer dan postmodernesme: era klasik di mana terjadi pertarungan antara dua aliran yaitu sophis dan filosof yang mana aliran sophis beranggapan bagaimana kita dapat berargumen untuk memenangkan suatu perkara melalui retorika tidak peduli apakh itu benar atau tidak dan berlawanan dengan aliran filosif yang menganggap bahwa Retorika hanya digunakan untuk berdialog untuk mendapatkan kebenran yang absolute. Era Abad pertengahan Abad Pertengahan study tentang retorika berfokus pada pengaturan
gaya . namun retorika pada abad pertengahan dicela sebab dianggap sebagai ilmu kaum penyembah berhala dan tidak perlu dipelajari sebab agama Kristen dapat memperlihatkan kebenarannya dengan sendiri. Era Renaissance Renaissance masa ini dianggap sebagai kelahiran kembali retorika sebagai suatu seni. Masa Pencerahan retorika menjadi sarana untuk mengetahui suatu atau menyampaikan suatu kebenaran. Hal ini menjadikan retorika kembali menjadi citra yang baik seperti saat ini. Era Kontemporer era ini ditandai dengan pemanfaatn media massa untuk menyampaikan suau pesan baik secara verbal maupun visual pada media massa. Postmodernisme Aliran ini merupakan alternative yang dimulai dari asumsi yang berbeda, nilai nilai acuan yang berbeda, untuk menghasilkan suatu retorika yang berbeda pula.




nb : berbagai sumber

Saturday, May 9, 2009

Retorika

Pada awalnya Retorika mempunyai definisi sebagai suatu bentuk rayuan (persuasif),yaitu Secara sadar dimaksudkan untuk mengubah dan mempengaruhi perilaku orang lain.
Retorika (Sonja K. Foss dan Cindy L. Griffin )
•Perkembangan retorika yang awalnya adalah bentuk “persuasif” , kemudian berkembang menjadi suatu bentuk “ajakan (Retorika Invitasional)”
•Menurut Foss awalnya retorika “persuasif” sangat dipengaruhi oleh nilai patriarkis yang mengarah pada perubahan nilai, dominasi, dan kompetisi.
Sonja K. Foss mengarahkan retorika invitasional dengan berdasar pada pandangan feminisme, yaitu:
•kesamaan (equality) -> kesamaan derajat, hubungan gender, dan penolakan terhadap dominasi
•nilai imanen (immanent value) -> penghargaan terhadap nilai dan harga bagi seluruh kehidupan
•determinasi diri (self determination) -> hak setiap individu untuk memutuskan apa yang ingin mereka lakukan
Untuk aplikasi komunikasinya, Sonja Foss dan Cindy Griffin mengajukan konsep offering perspective,yaitu daripada bertindak sebagai superior, setiap komunikator sepatutnya bertindak semata-mata sebagai pemulai yang bertujuan menawarkan sebuah cara pandang.
Retorika yang berdasarkan atas merubah orang lain (change the other) merupakan kekerasan, karena dengan sendirinya mengandaikan superioritas (Gearhart).
Retorika yang berdasarkan enfold the other, yaitu bersifat terbuka pada orang lain. Dimana 6 komponennya adalah :
1.pengakuan (acknowledgement)
2.penggalian asas bersama
3.kepemilikan bersama terhadap perspektif secara mutual
4.keinginan terhadap hasil atau terbuka terhadap perubahan
5.penyaksian (witnessing) atau penghormatan
6.menanyakan kesediaan untuk berbagi.
Sally Miller Gearhart mengajukan konsep re-sourcement, yaitu strategi yang berguna untuk menekan konflik ketika banyak orang menggunakan kekuasaannya. Tiga kondisi eksternal dari strategi offering :
•merasa aman (safety ) -> bebas dari serangan
•penilaian (value) -> butuh penilaian dan didengarkan
•kebebasan (freedom).

Sunday, May 3, 2009

dasar-dasar broadcasting

1.Gelombang radio ada 2, yaitu FM dan AM. Penjelasannya sebagai berikut :

•FM singkatan dari Frequency Modulation, artinya sinyal elektrik dari studio, akan “dibawa” dan disesuaikan frekuensi gelombang pembawa. Selain itu, FM bisa diartikan sebagai suatu bentuk modulasi dimana frekuensi sinyal pembawa divariasikan secara proposional berdasarkan amplitudo sinyal input, dan amplitudo sinyal pembawanya tetap konstan.
Kelebihan:
a.Modulasi frekuensi memerlukan bandwidth yang lebih lebar daripada modulasi amplitudo.
b.FM lebih tahan terhadap gangguan sehingga di pilih untuk sebagai modulasi standart untuk frekuensi tinggi.
c.Gelombang FM mempunyai range tambahan sebesar plus 455 KHz
d.Noise lebih kecil (kualitas lebih baik)
e.Daya yang dibutuhkan lebih kecil
f.Kualitas suara pada FM begitu jernih dan "stereo".
Kelemahan:
a.daya jangkau siaran yang tidak sejauh siaran AM

•AM berarti Amplitudo Modulation, yang artinya sinyal elektrik tadi akan dipancarkan dengan menyesuaikan pada amplitudo gelombang pembawanya. Selain itu, AM adalah salah satu bentuk modulasi dimana amplitudo sinyal pembawa di variasikan secara proposional berdasarkan sinyal pemodulasi (sinyal informasi), serta frekuensi sinyal pembawanya tetap konstan.
Contoh dari amplitude modulation adalah metode pertama kali yang digunakan untuk menyiarkan radio komersil.
Kelebihan :
a.Daya jangkau siaran jauh
Kelemahannya:
a.Dapat terganggu oleh gangguan atmosfir
b.Bandwith yang sempit juga membatasi kualitas suara yang dapat dipancarkan.

2.Macam sistem televisi ada 2, yaitu
a.Televisi kabel atau cable television adalah sistem penyiaran acara televisi lewat sinyal frekuensi radio yang ditransmisikan melalui serat optik yang tetap atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antena (over-the-air). Selain acara televisi, acara radio FM, internet, dan telepon juga dapat disampaikan lewat kabel.
Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan, dan Timur Tengah. Televisi kabel kurang berhasil di Afrika karena kepadatan penduduk yang rendah di berbagai daerah. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem analog.
Cara kerja
Dalam sebuah sistem kabel, sinyal mungkin telah melampaui 30 atau 40 amplifier sebelum mencapai rumah anda, satu tiap 1000 kaki atau lebih, dengan masing-masing amplifier anda bisa mendapatkan gangguan dan distorsi. Ditambah lagi jika salah satu dari amplifier gagal anda akan kehilangan gambar. Sistem kabel memiliki reputasi tidak memiliki kualitas gambar yang baik dan tidak dapat dipercaya. Diakhir tahun 1970, TV Kabel menemukan solusi dari masalah amplifier. Sejak itu mereka juga membuat teknologi mereka dapat menambah program ke servis kabel.

b.Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi.
Pengembangan televisi digital antara lain dikarenakan:
•Perubahan lingkungan eksternal
oPasar TV analog yang sudah jenuh
oKompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
•Perkembangan teknologi
oTeknologi pemrosesan sinyal digital
oTeknologi transmisi digital
oTeknologi semikonduktor
oTeknologi peralatan yang beresolusi tingggi
Frekuensi TV Digital
Secara teknik pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda.
Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru adalah dengan menggunakan format digital.
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.
Kelebihan Frekuensi TV Digital
Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital. Program dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi terdapat ijin penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital.
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus.
Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital Terestrial
Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Karakteristik sistem penyiaran TV Digital sama di radius yang sama.
Kualitas Penyiaran TV Digital
Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi tinggi. TV digital memerlukan tersedianya kanal dengan laju tinggi. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.

Manfaat Penyiaran TV Digital
•TV Digital digunakan untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif).
•Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif seperti layanan komunikasi dua arah. Televisi digital dapat digunakan seperti [[internet]
•Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat).
c.Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog.
Sistem televisi analog umum
•NTSC
NTSC adalah sistem televisi analog yang digunakan di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya, termasuk Amerika dan beberapa bagian Asia Timur. Namanya diambil dari National Television System(s) Committee, badan industri pembuat standar yang menciptakannya. NTSC dikembangkan pada tahun 1950, yang mendefinisikan standar video yang dibuat sampai 525 garis scan horizontal setiap 1/30 detik.
•PAL
PAL, kependekan dari phase-alternating line, phase alternation by line atau untuk phase alternation line (bahasa Indonesia: garis alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan Amerika, beberapa di Asia Timur (yang menggunakan NTSC), sebagian Timur Tengah dan Eropa Timur, dan Prancis (yang menggunakan SECAM, walaupun kebanyakan dari mereka telah memulai proses menggunakan PAL). PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan pada 1967.
Catatan bahwa Thomson Prancis, di mana Henri de France mengembangkan SECAM, kemudian membeli Telefunken. Thomson juga berada di belakang merk RCA untuk produk elektronik konsumen, dan RCA menciptakan standar TV berwarna NTSC (sebelum Thomson terlibat).
•SECAM

3.Faktor penyebab radio mulai ditinggal pendengar adalah :
1.Radio tidak menampilkan visualisasi dari acara yang disuguhkan.
2.Ragam acara yang terkesan monoton atau kurang menghibur.
3.Munculnya televisi sebagai salah satu bentuk perkembangan teknologi yang lebih menarik daripada radio.
4.Variasi acara di radio kurang beragam dibanding televisi.

4.Faktornya :
a.Mengangkat tema, crita, atau bentuk yang berbeda dan kreatif.
b.Tentu saja harus enak ditonton (mulai dari visualisasi, ide kreatif,dll)
c.Melibatkan emosi penonton, seperti reality show yang berdasarkan fakta.
d.Tema acara menarik sesuai selera penonton.

Sunday, April 19, 2009

sistem Peradilan

1.Peradilan Umum
Peradilan Umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya .

•Contoh peradilan umum meliputi:

1.Pengadilan Negeri, berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, dengan daerah hukum meliputi wilayah kabupaten/kota
2.Pengadilan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi, dengan daerah hukum meliputi wilayah provinsi

•Kewenangan Pengadilan Umum:
Berdasarkan ketentuan ps.50 Undang-undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum (UU Peradilan Umum), disebutkan bahwa : Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.

Apabila ada sengketa yang bersangkutan dengan Perbankan Syariah tidak termasuk kewenangan dari Pengadilan Agama. Dari sudut pandang hukum Syariah boleh dipergunakan hukum acara perdata dalam Pengadilan Umum untuk menyelesaikan sengketa yang berkaitan dengan Perbankan Syariah.

2. Pengadilan Khusus

•Contoh pengadilan khusus
a.Pengadilan Tindak Pidana Ekonomi
b.Pengadilan Landreform
c.Pengadilan Anak
d.Pengadilan Niaga
e.Pengadilan HAM
f.Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
g.Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)
h.Pengadilan Pajak
i.Peradilan Agama
j.Peradilan Tata Usaha Negara
k.Pengadilan Perikanan



lalu apa ciri dari pengadilan khusus?


Dilihat dari struktur organisasi, pada umumnya pengadilan khusus tidak memiliki struktur organisasi tersendiri, dia hanyalah merupakan majelis khusus atau kamar khusus dalam satu pengadilan. Pengecualian khusus untuk Pengadilan Pajak dan Mahkamah Syariah.
Libatkan Hakim dalam Pembentukan Pengadilan Khusus
[4/12/07]
Apakah pembentukan pengadilan-pengadilan khusus disusun berdasarkan management of justice yang cukup?
Komisi Hukum Nasional (KHN) menyentil para pembentuk Undang-Undang. Pembentukan pengadilan-pengadilan khusus yang dipayungi Undang-Undang perlu mempertimbangkan pandangan para pemangku kepentingan yang lebih luas, terutama kalangan yudikatif.

Selama ini memang muncul kesan pembentuk Undang-Undang (DPR dan Pemerintah) mengabaikan keterlibatan kalangan yudikatif dalam mendesain dan membentuk pengadilan baru yang bersifat khusus.

Penjelasan contoh
Pengadilan anak

Peradilan anak adalah sebuah sistem peradilan untuk anak yang terintegrasi mulai dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan, bantuan hukum dan pelayanan lainnya, hingga pemasyarakatan.
pengadilan anak adalah proses yang lebih terfokus pada jalannya sidang anak atau pada tahap pengadilan.
Indonesia hanya memiliki aturan mengenai pengadilan anak, yaitu di dalam Undang-undang no 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (UU Pengadilan Anak). Meskipun di dalamnya juga mengatur mengenai proses pra-pengadilan khusus untuk anak, tetapi hanya menyentuh persoalan acaranya saja, seperti batas masa tahanan, tata cara sidang anak, jenis-jenis hukuman dll.

Hukum kita belum membatasi jenis tindak pidana apa saja yang dapat didakwaan pada anak. Inilah salah satu kelemahan hukum kita yang belum melindungi anak. Pada dasarnya saat ini, anak dapat dipidana untuk semua jenis pelanggaran hukum yang diatur oleh KUHP. Yang dibedakan hanya masa tahanan dan masa hukuman yang dapat dikenakan. Bahkan usia minimum pertanggungjawaban kriminal di negara kita adalah 8 tahun. Berarti, anak kelas 2 SD bisa dikenai sanksi pidana.

Idealnya untuk anak, penahanan dan pemenjaraan harus menjadi upaya yang paling akhir dan kalaupun terpaksa dilakukan harus untuk masa yang paling singkat. Hal ini sudah diatur di dalam Undang-undang no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada pasal 16 butir c. Berdasarkan hal itu pula, saat ini tengah dilakukan upaya revisi UU Pengadilan Anak menjadi undang-undang yang lebih komprehensif mengatur mengenai pra-ajudikasi, ajudikasi dan pasca ajudikasi untuk anak. Proses peradilan tidak pernah berdampak baik pada anak karena akan menimbulkan trauma, stigmatisasi dan resiko mengalami kekerasan dan eksploitasi. Oleh karena itu, bagi anak, diversi atau pengalihan dari sistem peradilan formal kepada mekanisme penanganan berbasis keluarga dan masyarakat adalah langkah yang terbaik.

Monday, March 16, 2009

hukum,uud 45,uu,perpu,semua deh

1. UUD 1945

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
Naskah Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan. Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 73 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan. Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.
Sejarah
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945, adalah Badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan tanggal 1 Juni 1945 Ir.Sukarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Kemudian BPUPK membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 8 orang untuk menyempurnakan rumusan Dasar Negara. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPK untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Periode berlakunya UUD 1945 18 agustus 1945- 27 desember 1949
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 desember 1949 - 17 agustus 1950
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
Periode UUDS ' 50 17 agustus 1950 - 5 juli 1959
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
Periode kembalinya ke UUD 1945 5 juli 1959-1966
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:
• Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara
• MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
• Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia
Periode UUD 1945 masa orde baru 11 maret 1966- 21 mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah peraturan:
• Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
Periode 21 mei 1998- 19 oktober 1999
Pada masa ini dikenal masa transisi.
Periode UUD 1945 Amandemen
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
• Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 →Perubahan Pertama UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 →Perubahan Ketiga UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR 2002,tanggal 1-11 Agustus 2002→Perubahan Keempat UUD 1945

2. Undang-Undang dan perpu
Undang-Undang (atau disingkat UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.
Materi muatan Undang-Undang adalah:
• Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara, wilayah dan pembagian daerah, kewarganegaraan dan kependudukan, serta keuangan negara.
• Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang.
Mekanisme Pembentukan Undang-undang
Persiapan
Rancangan Undang-Undang (RUU) dapat diajukan oleh DPR atau Presiden.
a. RUU yang diajukan oleh Presiden
RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan LPND sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung jawabnya. RUU ini kemudian diajukan dengan surat Presiden kepada DPR, dengan ditegaskan menteri yang ditugaskan mewakili Presiden dalam melakukan pembahasan RUU di DPR. DPR kemudian mulai membahas RUU dalam jangka waktu paling lambat 60 hari sejak surat Presiden ditterima.
b. RUU yang diajukan oleh DPR
RUU yang telah disiapkan oleh DPR disampaikan dengan surat pimpinan DPR kepada Presiden. Presiden kemudian menugasi menteri yang mewakili untuk membahas RUU bersama DPR dalam jangka waktu 60 hari sejak surat Pimpinan DPR diterima.
c. Peran DPD dalam Persiapan Pembentukan Undang-Undang
DPD dapat mengajukan RUU kepada DPR mengenai hal yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Pembahasan
Pembahasan RUU di DPR dilakukan oleh DPR bersama Presiden atau menteri yang ditugasi, melalui tingkat-tingkat pembicaraan, dalam rapat komisi/panitia/alat kelengkapan DPR yang khusus menangani legislasi, dan dalam rapat paripurna. DPD diikutsertakan dalam Pembahasan RUU yang sesuai dengan kewenangannya pada rapat komisi/panitia/alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi. DPD juga memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU tentang APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
Pengesahan
Apabila RUU tidak mendapat persetujuan bersama, RUU tersebut tidak boleh diajukanlagi dalam persidangan masa itu. RUU yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi UU, dalam jangka waktu paling lambat 7 hari sejak tanggal persetujuan bersama. RUU tersebut disahkan oleh Presiden dengan menandatangani dalam jangka waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui oleh DPR dan Presiden. Jika dalam waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui bersama tidak ditandatangani oleh Presiden, maka RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan.
Esensi Pembentukan Perpu
Dasar hukum pembuatan peraturan ini adalah Pasal 22 UUD 1945 dimana pada ayat (1) berbunyi, “ Dalam hal ihwan kepentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti undang-undang “. Untuk mengeluarkan peraturan tersebut tidak perlu prosedur yang rumit seperti pada pembuatan undang-undang. Isi peraturan tersebut murni dari Presiden sendiri. Namun, untuk dapat diberlakukan tetap harus mendapat persetujuan dari DPR terlebih dahulu.
Mekanisme pembuatannya antara lain harus mencakup dua hal yaitu :
1.Pertimbangan Presiden dalam mengeluarkan Perpu.
2.Pandangan DPR terhadap rancangan Perpu yang disampaikan oleh Presiden.
Usul rancangan Perpu itu disampaikan dalam suatu sidang di DPR. Apabila ternyata rancangan tersebut tidak disetujui oleh DPR maka rancangan itu harus dicabut dan tidak dapat diajukan kembali pada persidangan berikutnya. Namun, jika ternyata disetujui oleh DPR maka Perpu langsung berlaku meski belum diundangkan. Pandangan DPR terhadap rancangan Perpu yang diusulkan Presiden itu tentu tidak lepas dari pengaruh faktor politik. Mengenai prosedur pembuatan Perpu telas diatur tersendiri dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Tata cara pembuatan peraturan perundang-undangan

3. Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah (disingkat PP) adalah Peraturan Perundang-undangan di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.didalam UU No.10 Tahun 2004 tentang teknik pembuatan undang-undang, bahwa Peraturan Pemrintah sebagai aturan organik daripada Undang-Undang menururt hirarkinya tidak boleh tumpangtindih atau bertolak belakang
Peraturan Pemerintah ditandatangani oleh Presiden.

4. Peraturan Presiden

Peraturan Presiden (disingkat Perpres adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.
Perpres merupakan jenis Peraturan Perundang-undangan yang baru di Indonesia, yakni sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004.

5. Peraturan Daerah

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (gubernur atau bupati/walikota).
Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan Daerah terdiri atas:
• Peraturan Daerah Provinsi, yang berlaku di provinsi tersebut. Peraturan Daerah Provinsi dibentuk oleh DPRD Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
• Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, yang berlaku di kabupaten/kota tersebut. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tidak subordinat terhadap Peraturan Daerah Provinsi.
Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Peraturan Daerah dikenal dengan istilah Qanun. Sementara di Provinsi Papua, dikenal istilah Peraturan Daerah Khusus dan Peraturan Daerah Provinsi.
Mekanisme Pembentukan Peraturan Daerah
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dapat berasal dari DPRD atau kepala daerah (gubernur, bupati, atau walikota). Raperda yang disiapkan oleh Kepala Daerah disampaikan kepada DPRD. Sedangkan Raperda yang disiapkan oleh DPRD disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Kepala Daerah.
Pembahasan Raperda di DPRD dilakukan oleh DPRD bersama gubernur atau bupati/walikota. Pembahasan bersama tersebut melalui tingkat-tingkat pembicaraan, dalam rapat komisi/panitia/alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani legislasi, dan dalam rapat paripurna.
Raperda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Gubernur atau Bupati/Walikota disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Gubernur atau Bupati/Walikota untuk disahkan menjadi Perda, dalam jangka waktu palinglambat 7 hari sejak tanggal persetujuan bersama. Raperda tersebut disahkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota dengan menandatangani dalam jangka waktu 30 hari sejak Raperda tersebut disetujui oleh DPRD dan Gubernur atau Bupati/Walikota. Jika dalam waktu 30 hari sejak Raperda tersebut disetujui bersama tidak ditandangani oleh Gubernur atau Bupati/Walikota, maka Raperda tersebut sah menjadi Perda dan wajib diundangkan.

Saturday, March 14, 2009

Teori Pers

1.Teori Pers Otoritarian

Secara historis, teori otoritarian merupakan teori pers yang di anggap paling tua dan hampir di pakai di semua negara di masanya. Teori pers ini muncul di zaman Renaissance, sekitar abad 16 dan 17, di Inggris. Teori ini berasal dari filsafat kekuasaan monarkhi absolute. Tujuan utama teori ini mendukung dan memajukan kebijakan pemerintah yang berkuasa dan mengabdi kepada negara. Dalam ngara yang bersifat otoriter, kewenangan menyampaikan sesuatu bersifat top down, yaitu hanya negara yang berhak bersuara, dan pers hanya menjadi salah satu sarana informasi penguasa pada public. Orang atau pers yang memiliki media massa harus mendapat izin dari pemerintah dan harus “corong” pada pemerintah, yang berarti dilarang mengkritik pemerintahan. Jika melanggar, izinnya akan dicabut.
Beberapa ciri teori otoritarian adalah sebagai berikut.
a.Media tidak melakukan hal-hal diluar kewenangannya.
b.Media harus tunduk pada pemerintah
c.Media sebaiknya menghindari hal-hal yang menentang tata nilai moral dan politik
d.Penyensoran untuk menjaga beberapa prinsip.
e.Kecaman yang tidak diterima penguasa, penyimpangan kebijakan resmi atau kegiatan pers yang menentang kode etik adalah pidana.
f.Pelaku media tidak punya kebebasan di organisasi medianya.

2.Teori Pers Libertarian

Menurut Siebert, teori Libertarian tumbuh sekitar akhir abad 17, hadir se-abad kemudian, dan berkembang pada abad 19. Teori ini muncul di Inggris dan berkembang pula di Amerika. Menurut filsafat yang dianut, manusia adalah makhluk berakal yang mampu membedakan benar dan salah, bisa memilih alternatif baik dan buruk. Maka, mencari kebenaran adalah salah satu hak azasi manusia. Tujuan utamanya adalah memberi informasi, menghibur dan “berjualan”, dengan mengutamakan suatu tujuan untuk menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintahan. Dengan teori ini, semua orang (baik perorangan atau kelompok) yang memiliki kemampuan berhak memiliki media. Media melakukan control sendiri, dengan pelarangan pada hal yang berbau penghinaan, kecabulan, kerendahan moral dan pengkhianatan masa perang.
Enam tugas pers (Peterson) adalah sebagai berikut.
a.Menyediakan informasi, diskusi dan perdebatan berbagai masalah masyarakat dalam sistem politik.
b.Memberi penerangan pada masyarakat sehingga dapat mengatur dirinya sendiri.
c.Menjaga hak-hak perorangan dengan melakukan pengawasan pada pemerintahan
d.Mempertemukan pembeli dengan penjual (barang atau jasa) melalui periklanan alam sisyem ekonomi.
e.Menyediakan hiburan
f.Mengusahakan biaya sendiri sehingga bebas dari tekanan berbagai pihak.

3.Teori Pers Social Responsibility

Pergantian teori Social Responsibility pada abad 20, memiliki asumsi utama; dalam kebebasan terkandung tanggung jawab yang seimbang dalam melaksanakan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Fungsi pers pada teori ini hampir sama dengan teori libertarian, hanya saja ada pembaharuan pada beberapa poin. Dengan teori ini, pengawasan dilakukan melalui pendapat masyarakat, tindakan konsumen dan etika kaum professional.
Ringkasan beberapa faktor (Santana,2005), berdasarkan teori tersebut.
a.Media meringkas dan memenuhi kewajiban tertentu kepada masyarakatnya.
b.Penetapan bentuk kewajiban berdasar standar profesi tentang informasi, kebenaran, ketepatan, objektivitas, dan keseimbangan.
c.Pelaksanaan kewajiban berdasarkan kerangka hokum dan kelembagaan yang ada.
d.Penegasan pers untuk menghindari kejahatan, kerusakan atau ketidaktertiban umum atau penghinaan etik dan agama dari kalangan minoritas.
e.Pers harus bersifat pluralis, sesuai perbedaan masyarakat, melalui kesamaan peluang untuk mengungkapkan sudut pandang dan hak jawab pada tiap warga atau kelompok di masyarakat.
f.Public mengharapkan kerja dan produk pers dibatasi ukuran standar profesi sehingga kegiatan intervensi seperti itu dibenarkan demi kepentingan umum.
g.Profesionalisme wartawan dan media bertanggung jawab pada masyarakat,”majikan”,dan pasar.

4.Teori Pers Soviet Komunis

Dalam sistem negara Soviet, hanya ada satu teori, yaitu komunis. Media Soviet telah tumbuh untuk mencerminkan ideologi resmi Soviet, Negara Soviet dan “kepribadian ideal” Soviet. Tanggung jawab utama pengawasan pers Soviet ada di tangan partai. Pemerintah Soviet memiliki bagian penyensoran yang dinamakan Glavit. Penempatan redaksi media massa dilakukan departemen propaganda dan agitasi dengan pertimbangan utama secara politis dapat dipercaya dan hamper semuanya anggota partai. Melalui departemen itu, partai menentukan bahan apa yang harus dimuat dan bagaimana memuatnya. Partai juga meneliti dan mengkritik pers dengan tanggung jawab yang dilaksanakan secara sangat serius. Isi surat kabar Soviet tidak ada iklannya. Beritanya berupa interpretasi atas proses-proses sosial. Bahan berita media massa Soviet adalah proses yang dinamakan pembangunan sosialis, berupa usaha umum untuk membangun masyarakat soviet. Sebagian besar isi surat kabar itu bukan berita, hanya materi “pelayanan” terhadap partai. Hal itu juga berlaku pada televisi dan radio.

Karena keunikan teori pers komunis, Santana (2005) menyimpulkan seperti berikut ini.
a.Pers melayani kepentingan dari (dan dikendalikan) kelas pekerja.
b.Pers tidak boleh dimiliki secara “pribadi”.
c.Pers melakukan fungsi positif bagi negara melalui sosialisasi norma yang dibuatkan kebijakannya, pendidikan, informasi, motivasi, dan mobilisasi”.
d.Pers harus tanggap pada keinginan dan kebutuhan publik kelas pekerja.
e.Masyarakat berhak menyensor dan menindak secara hukum untuk mencegah dan memberi hukuman bila melakukan publikasi anti-masyarakat.
f.Pers harus menyajikan pandangan yang lengkap dan objektif tentang masyarakat dan dunia di atas prinsip Marxisme-Leninisme.
g.Orientasi wartawan mesti tertuju untuk “kepentingan terbaik masyarakat “kelas pekerja”.
h.Media menduung gerakan progresif (partai) “ke dalam dan ke luar” negeri.




dari sebuah sumber

Wednesday, March 11, 2009

Sejarah PR di Indonesia

1) Periode 1 (Pra-kemerdekaan)

Dalam pandangan Noeradi (2005: 35), sejarah PR di Indonesia mulai dikenalkan oleh para pendiri republik ini. Ketika merumuskan konstitusi, ada banyak jurnalis atau wartawan yang menunggu kelanjutan peritiwa setelah proklamasi kemerdekaan sehari sebelumnya. Akhirnya pertemuan itu ditunda untuk memilih presiden dan wakil presiden pertama Indonesia dan diumumkan kepada para jurnalis yang ada. Itu adalah fase media relations yang penting. Ketika perang kemerdekaan, Soedarpo Sastorsatomo adalah seseorang yang mengelola media relations sebagai Menteri Penerangan. Ia mengelola media relations di dalam negeri hingga mendukung dipomasi di PBB, termasuk untuk mengemas citra Indonesia di luar negeri. RRI juga disebut sebagai bagian dari aktivitas PR ketika mengeluarkan program siaran luar negeri, yang kini pemancarnya ada di kawasan Cimanggis, Depok,Jawa Barat. Ada pula upaya untuk membantu India dalam mengatasi kelaparan dalam Program Rice for India, sekalipun Indonesia belum memiliki surplus beras.

2) Periode 2 ( 1950-an)

Di tahun 1950-an, setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh Kerajaan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, Indonesia baru mengenal konsep Public relation (PR). Di tahun-tahun ini, Indonesia baru memindahkan pusat ibu kota dari Yogyakarta ke Jakarta dan adanya pembenahan di bidang eksekutif, legislative dan yudikatif. Pemerintah menganggap penting akan adanya badan atau lembaga yang menjadi pedoman dalam mengetahui“ Who we are, and what should we do,first? “. Oleh sebab itu, dibentuklah Departemen Penerangan. Namun pada kenyataannya, departemen tersebut hanya menangani hal-hal tertetu seperti kegiatan politik dan kebijaksanaan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, jadi tidak menyeluruh. Beberapa tokoh yang muncul yaitu, S. Maimoen, R Imam Sajono dan Soedarso yang di tahun 1950-an mulai dikenal sebagai PR Officer. Latar belakang mereka dari kalangan jurnalistik.
Tahun 1954, Garuda Indonesian Airways mulai mengembangkan unit PR. Di tahun 1955, Mabes Polri menjadi institusi pemerintah pertama yang memiliki unit PR. Kemudian diikuti oleh RRI. Sekalipun demikian, beberapa angkatan bersenjata juga memiliki unit informasi yang dibawa kontrol presiden waktu itu. Di tahun 60-an, istilah ”purel”(PR) makin populer digunakan.
Di tahun 1962, karena adanya alasan mengenai perkembangan fungsi departemen sebelumnya yang tidak menyeluruh, Presidium Kabinet PM Juanda, menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian atau divisi Humas (PR).
PR berkembang dan banyak disebut dengan nama Humas yang merupakan arti dari kata Public Relation. Jadi banyak ditemui sebutan “ Direktorat Hubungan Masyarakat” ,“Biro Hubungan Masyarakat” atau “ Bagian Hubungan Masyarakat “.
Kemudian yang terjadi di Indonesia adalah lupa akan aspek secara hakiki dari PR itu sendiri. Seperti, Pertama, Sasaran PR adalah public intern (internal publik ) dan public ekstern (Eksternal Publik). Internal Publik adalah orang-orang yang berbeda atau tercakup organisasi, seluruh pegawai mulai dari staff hingga jendral manager. Eksternal Publik ialah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya. Seperti Kantor Penyiaran, PR harus menjalin hubungan dengan pemerintah, asosiasi penyiaran Indonesia, sebagai organisasi yang berhubungan, selain itu dengan berbagai macam perusahaan, biro iklan, LSM, dan masyarakat luas, sebagai calon pembuatan relasi kerja sama.
Kedua, kegiatan PR adalah komunikasi dua arah( reciprocal two ways traffic communications ). Artinya, dalam penyampaian informasi PR diharapkan untuk menghasilkan umpan balik, sehingga nantinya dapat menjadi bahan evaluasi perusahaan agar lebih baik.
Ternyata, orientasi PR Indonesia belum seutuhnya dapat dikatakan sebagai “ PR Sejati “. Sebab berbeda dengan konsep yang diterapkan oleh bapak PR, Ivy L.Lee, yakni mempunyai kedudukan dalam posisi pemimpin dan diberi kebebasan untuk berprakarsa dalam meyiapkan informasi secara bebas serta terbuka.
Maka tidak heran, di periode pertama tersebut, PR di Indonesia secara struktural belum banyak yang ditempatkan dalam top management. Ironis memang, dalam kenyataannya pemimpin perusahaan sering meminta kepala humas untuk mendampingi ketika menghadapi publik eksternal. Selain itu kegiatan masih banyak bersifat penerangan satu arah ke publik eksternal semata-mata.
Di tahun 1964, Universitas Padjajaran menjadi universitas pertama yang membuka Fakultas Public Relations. Ibu Oemi Abdulrachman yang menjadi dekannya. Setelah itu, banyak berkembang pendidikan PR dalam bentuk program studi hingga pendidikan di tingkat diploma. Namun, perkembangan PR di Indonesia semakin maju, sehingga kini dapat dikatakan sebagai “PR Sejati”. Hal ini, dikarenakan perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga membawa perubahan zaman.

3) Periode 3 (1967-1971)

Di masa ini, terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dan pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan. Sejak tahun 1970, sekitar 20 tahun national Development Information Office mendukung pengelolalaan PR pemerintah RI untuk dunia internasional.

4) Periode 4 (1972 dan 1987)

munculnya PR kalangan profesional pada lembaga swasta umum, yakni didirikannya Perhumas ( Public Relations Associations of Indonesia ) pada tanggal 15 Desember 1972. Konvensi Humas di Bandung tahun 1993, telah menetapkan Kode Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Ketika itu, beberapa PRO perusahaan minyak dan konsultan serta akademisi termasuk Menteri Dalam Negeri menjadi anggota pendiri.Perhumas tercatat sebagai anggota International Public Relations Associations (IPRA) dan Forum Asean Public Relations Organizations ( FAPRO ). Adalah PT Inscore Zecha yang dipimpin M. Alwi Dahlan tercatat sebagai konsultan PR pertama yang berdiri di Indonesia tahun 1972. Kebanyakan mereka mengelola kepentingan publisitas dalam bentuk iklan.
Di tahun 1974 posisi unit PR dalam organisasi pemerintah sudah mulai dipegang pejabat eselon III. Beberapa tahun kemudian meningkat menjadi eselon II. Karena itulah di tahun 1974 ada Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) yang diketuai Direktur Humas Pembangunan Menteri Penerangan ( menurut Sejarah Departemen Penerangan).
Dalam pertemuan di Kuala Lumpur, 26 Oktober 1977, Perhumas bersama asosiasi humas di negara-negara ASEAN bergabung dalam Federasi Organisasi PR ASEAN dan menggelar Kongres PR Asean pertama di tahun 1978 di Manila.
Pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta dibentuk suatu wadah profesi PR lainnya yang disebut Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia ( APPRI ), yang bergerak dalam konsultan jasa kehumasan.

5) Periode 5 (1995 – sekarang)

tahun 1995 hingga sekarang, perkembangan PR sangat pesat. Ternyata perkembangan PR tumbuh dikalangan swasta bidang professional khusus (spesialisasi) Humas bidang idustri pelayanan jasa. Ditandai terbentuknya Himpunan Humas Hotel Berbintang (H-3) pada tanggal 27 November 1995. Berdirinya Forum Humas Perbankan (Forkamas) pada tanggal 13 September 1996.
Sehingga kini, dapat sinkron dengan rumusan Fungsi PR dari Departemen Penerangan R.I, yaitu :
•Melaksanakan Hubungan ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Internal Public” yaitu para karyawan.
•Melakukan hubungan ke luar, yaitu pemberian informasi tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “External Public” yaitu masyarakat pada umumnya.
•Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan Kehumasan sebagai medium penerangan.
•Meyelenggarakan Koordinasi Integrasi dan Sinkronisasi serta kerjasama kegiatan Hubungan Masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan penerangan terhadap umum.

Adapun perkembangan PR secara menyeluruh yaitu :
oPerubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasional
o Membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasional
oSaling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi .

Wednesday, February 11, 2009

serba...serbi..pecinta alam

…..Pecinta alam …..
Apa yang langsung terbesit di pikiranmu waktu baca tulisan itu ?
Em..
Mungkin ada yang…anak gunung..anak nakal..pergaulan bebas…nekat…whatever!!
Apapun yang ada dipikiranmu tentang anak pecinta alam ..
Cuma bisa dibuktiin kalo kamu udah bener2 nyobain jadi pecinta alam ..

Aku dulu pernah ikutan jadi sebuah anggota organisasi pecinta alam waktu SMA..
Em..
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Manfaatnya banyaaak…
-Latihan mengorganisasikan diri (jadi anak buah/pemimpin)
-Naek gunung..sisir pantai..dll
-Ascending-desending,,wall climbing,,rock climbing,dll
-Bisa jadi arena “cermin diri” dan “cermin karakter orang”
-Kekeluargaan yg erat banget,kebersamaan,,
-Arrrgghhh..komplit !!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Materrri – nya yang masiie aku inget nih..
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
S.U.R.V.I.V.A.L
Suatu usaha untuk mempertahankan hidup dalam keadaan darurat dan
Berusaha untuk mengatasinya dengan memanfaatkan potensi yang ada
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sadari sungguh-sungguh situasimu
Untung malang tergantung ketenanganmu
Rasa takut dan panic harus kau kuasai
Vakum/kekosongan,,isilah segera,,jangan melamun
Ingatlah dimana kamu berada
Vivo (vivire),,berarti tetap hidup
Adat istiadat setempat patut ditiru
Latihlah dirimu dan belajarlah selalu
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kapan kita harus mempraktekan S.U.R.V.I.V.A.L ?
1.Ketika di lingkungan yang baru / asing
2.Tersesat di tempat rawan
3.Kecelakaan di perjalanan karena berbagai sebab
4.Kehabisan perlengkapan dalam perjalanan
5.Hal-hal yang belum pasti (kondisional)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah..
Kalo kita di salah satu keadaan di atas..
Kita pasti..takut..stress..haus..lapar..terisolir dari lingkungan..rasa panas..dingin..mungkin juga kelainan tingkah laku..
Nah lo..
Kalo udah gitu jadi..cemas/bingung bertambah..kebutuhan air/makan bertambah..kondisi tubuh menurun..
Trrruuuuuuuusssss…
Selain survival…faktor penting untuk tetap hidup juga harus punya…
1.Adanya kemauan untuk hidup
2.Menjaga kondisi fisik & memanfaatkan alat2 yang dapat membantu
3.Pengetahuan ketrampilan dasar
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ketrampilan dasar…(yang ku ingeet)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mendapatkan air…
1.Mata air/air terjun (tanah)
2.Air dari tumbuhan (cirinya : jernih, manis, sebagiian besar mengandung air)
(dari jaringan tumbuhan – daun cacar air, batang kaktus)
(dari akar – kaktus yang diambil 75 cm dari pangkal,dikupas,disedot)
Laennya : rotan,palmae,kelapa, siwalan,liara.
3.Air laut/air kotor (air kotor dipanaskan, lalu uapnya akan jatuh dibawahnya, uapnya bisa diminum deh.. )
4.Memanfaatkan ponco / jas ujan (lubangi tanah, letakkan nesting/sejenis panic yg ada, tutupi dengan ponco, lalu uapnya akan jatuh ke nesting)
Tumbuhan dan binatang (seadanya..) yang bisa dimakan….
Berdaun hijau, tak berbulu, tak bergerigi, tidak ada lapisan lilin di permukaan daun, daun yang biasa dimakan mamalia, buah2an yang dimakan burung, tunas rumput laut, kepiting, serangga, rayap, telor rayap, kulit kayu, cacing, rumput laut (warna hijau agak kuning)


That’s all..
Buat sekarang..
Kurang lebih yang aku tau kayak gituuu…
Just check those out !!

New emoticon

ahahai...