Monday, January 25, 2010

Conflict In Interpersonal Relationship


Konflik antarpribadi adalah pertentangan antara orang-orang yang terhubung, terhubung (connected)memiliki arti posisi dan tindakan seseorang akan mempengaruhi orang lainnya.
Prinsip konflik antar pribadi
1. Konflik merupakan hal yang tak terelakkan
Konflik selalu ada pada setiap hubungan, saatnya kita untuk bisa mengatur dan memecahkan konflik dengan melakukan komunikasi mengenai perbedaan dan perselisihan yang ada dengan baik, yaitu saling mendengarkan opini masing-masing, sehingga didapatkan solusi.
2. Aspek positif dan negative konflik
Aspek negatifnya yaitu ketika kita memiliki konflik dengan orang lain, pasti kita akan berfikiran negative tentang orang tersebut. Selain itu, energy kita akan terbuang untuk memikirkan strategi untuk menyakiti orang lain yang akan menimbulkan kebencian, sakit hati dan konflik yang berkepanjangan, sehingga tercipta situasi dimana pengorbanan tinggi dan penghargaan yang rendah.
Aspek positifnya adalah, ketika kita dapat menghadapi suatu konflik,kita akan berusaha untuk mendapatkan solusi yang potensial, solusi yang diharapkan bisa menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution).
3. Conflict can focus on content and/or relationship
Content conflict focus pada objek, peristiwa, dan individu di dunia yang bukan merupakan orang-orang yang terlibat dalam komflik. Termasuk juga semua pendapat dan pertengkaran yang terjadi setiap hari.
Relationship conflict adalah banyak persamaan dan hal-hal yang dipertimbangkan dalam suatu hubungan antara dua orang. Relationship conflict seringkali tersembunyi dan tersamarkan dalam conflict content.
4. Model-model konflik yang berbeda dan konsekuensinya
Competing-I win, you lose
Model konflik dimana kita hanya perduli pada diri sendiri, seperti suasana kompetisi. Kita cenderung agresif untuk mencapai tujuan kita, sehingga dapat menyakiti pasangan kita. Hal tersebut menimbulkan kemarahan pada pasangan kita, dan membuat masalah menjadi tidak terselesaikan dan lebih rumit.
Avoiding-I lose, you Lose
Model konflikini, dimana kita lebih memilih untuk diam dan tidak membicarakannya,sehingga suatu masalah akan terpendam dan tidak terpecahkan.
Accommodating-I lose, you win
Pada model ini, kita mengorbankan kepentingan kita untuk membahagiakan pasangan kita. Tujuannya untuk menjada keharmonisan dan kedamaian dalam suatu hubungan. Model ini tidak memberikan solusi akhir, karena bisa membuat kita merasa tidak adil dan membuat kita membenci pasangan kita bahkan diri kita sendiri.
Collaborating- I win, you win
Pada model ni, kita mempertimbangkan keinginan kita dan pasangan kita. Model ini memerlukan waktu khusus dan kemauan untuk berkomunikasi dan saling mendengarkan pendapat masing-masing, sehingga didapatkan solusi yang memuaskan kedua belah pihak.
Compromising- I win and lose, you win and lose
Model ini terjadi ketika kita dan pasangan kita tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan secara keseluruhan. Model ini bertujuan untuk memelihara kedamaian dalam sebuah hubungan.
5. Pengaruh budaya pada konflik
Pada prosskomunikasi, konflik dipengaruhi oleh budaya seseorang, khususnya olehkepercayaan dan nilai mengenai suatu konflik. Hal-hal yang bisa berpengaruh seperti perbedaan antara konteks budaya tinggi dan rendah, persamaan hak antar gender,dll.
Conflict Management Stages
Sebelum mengatur dan menyelesaikansebuah konflik, persiapkan dahulu hal-hal berikut”
1. Try to fight in private-jangan sampai anda lupa bahwa tujuan sebuah diskusi untuk menyelesaikan suatu masalah, bukan untuk memenuhi kebutuhan anda sendiri dengan menyakti orang lain di depan banyak orang.
2. Be sure you’re each ready to fight-tentukan waktu terbaik dimana kedua belah pihak bisa benar-benar konsentrasi menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
3. Know what you’re fighting about-karena, kebanyakan orang mempermasalahkan hal-hal kecil sebagai bentuk pelampiasan rasa frustasi dalam dirinya.
4. Fight about problem that can be solve-jangan mengungkit-ungkit masa lalu yang sudah terjadi,karena akan menambah masalah baru yang semakn sulit untuk diselesaikan.
Stages In Conflict Resolution
1. Define the conflict-merupakan tahap awal dimana kita harus mengetahui mana yang termasuk content dan relationship conflict, define the problem in the specific terms,focus on the resent,empathize,dan avoid mind reading.
2. Examine possible solutions-banyak hal yang bisa dilakukan sebagai solusi suatu masaah, tetapi yang terpenting bagaimana sebuah solusi itu bisa menjadi “win-win solution” untuk kedua belah pihak, sehingga ada kesamaan cost dan reward.
3. Test the solution-pertama, tes solusi tersebut secara mental,yaitu apakah solusi tersebutmembuat kedua belah pihak senang dan puas?. Kedua, realisasikan solusi tersebut dalam tindakan nyata.
4. Evaluate the solution-bagaimana solusi tersebut memang benar-benar sudah menyalesaikan suatu masalah, kalau belum, maka harus ditemukan solusi yang lain.
5. Accept or reject the solution-setelah mengevaluasi, jka kita merasa bhawa solusi tersebut memang cocok, maka bersiaplah untuk bisa melakukanya.
Conflict Management Strategies
Strategi yang akan kita pilih untuk menyelesaikan suatu masalha dipengaruhi oleh:
1. Tujuan jangka panjang atau pendek yang ingin kita raih.
2. Keadaan emosi ketika kita menentukan strategi.
3. Keadaan cognitive assessment kita akan mempengaruhi juga.
4. Kepribadian dan kemampuan berkomunikasi
5. Sejarah keluarga.
5 strategi untuk me-manage suatu konflik
1. Win-lose and win-win strategies
Jelas bahwa win-win solution lebih dipilh karena bisa memberikan kepuasan pada kedua belah pihak dan tidak menimbulkankebencian seperti akibat dari win-lose solutions. Selain itu, dengan win-win solution, kita bisa saling saving face dan merasa lega.
2. Avoidance and active fighting strategies
• Avoidance-melakukan hal lain untuk menghindari suatu masalah, bisa menimbulkan turunnya tingkat kepuasan hubungan. Sisi positifnya, jika kita memang belum berada pada emosi yang stabil, hal ini bisa digunakan untuk menstabilkan emosi diri.
• Nonnegotiation-menghindari bentukomunikasi, seperti diskusi dan mendengarkan pendapat pasangan kita.
• Silencer-lebih memilih ntuk diam ataupun melampiaskan dalam tindakan seperti menangis atau berteriak.
Daripada melakuan hal tersebut, lebih baik kita aktif untuk menyelesaikan masalah tersebut. Aktif untuk menyuarakan apa yang sedang terjadi, dan aktif untuk mendengarkan pendapatpasangan kita.
3. Force and talk strategies
Banyak masalah yangterjadi dalam suatu hubungan diselesaikan dengan pemaksaan (force), baik secara fisik ataupun emosi. Pemaksaan tersebut mengarah pada kekerasan dalam suatu hubungan. Ntukmenghindari pemaksaan, alternative yang tersedia adalah berbicara. Kualitas berbicara untuk terbuka, positif thinking dan rasa empati menjadi langkah awal yang baik.
4. Face-detracting and face-enhancing strategies
Face-detracting ditemukan dalam bentuk konflik karena adanya ketidak percayaan, merendahkan pasangan, dll. Yang membuat pasangan bisa kehilangan reputasi atau merasa malu. Sedang face-enhance yaitu dengan terlibat dalam memelihara positive image pasangan kita, memberikan kepercayaan,dan bersikap baik. Dengan begitu, hubungan akan terpelihara dengan baik.
5. Verbal aggressiveness and argumentativeness strategies
Verbal aggressiveness merupakan strategi konflik yang tidak productive, dimana slah satu pasangan berusaha memenangkan pendapatnya dengan menyakiti perasaan pasanan. Sedangkan argumentativeness merupakan strategi dimana kita menyuarakan opini menurut sudut pandang kita, sehingga kita bisa mendiskusikan konflik yang terjadi.

nb: berbagai sumber

No comments: